Pertumbuhan kekayaan Asia dianggap
telah menciptakan jutawan dan miliarder lebih banyak dibandingkan
kawasan negara lain di dunia. Private Banking Group Juliaus Baer
memperkirakan total kekayaan individu atau high net worth individuals (HNWIs) dari 3,3 juta orang di Asia akan meningkat tiga kali lipat menjadi US$15,81 triliun pada 2015. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat, diikuti booming saham
dan pasar properti, telah membantu sejumlah bisnis besar Asia untuk
bergerak lebih cepat.
Para keluarga kaya ini telah banyak bergerak di sejumlah lini industri
seperti terdapat di Thailand, Malaysia, Hong Kong, dan
Singapura. Seperti dikutip dari laman cnbc.com, setidaknya
terdapat 10 keluarga kaya yang berasal dari Asia. Daftar orang kaya ini
diperoleh dari Wealth-X, sebuah perusahaan penelitan yang menyediakan
informasi bagi private bankingdan perusahaan konsultan.
Total
kekayaan keluarga kaya ini didasarkan pada kepemilikan perusahaan
publik dan privat, pendapatan tunai, dividen, serta aset lain yang
diinvestasikan. Daftar keluarga kaya ini juga mencatat setidaknya
terdapat dua orang anggota keluarga yang ikut terlibat mengelola
bisnis. Berikut 10 keluarga yang memiliki kekayaan terbesar di Asia:
Negara: Taiwan
Bisnis: Formosa Plastics Group
Perkiraan kekayaan: US$8,6 miliar
Keluarga
Wang merupakan pendiri dari Formosa Plastics Group yang merupakan
perusahaan plastik terbesar di dunia dan perusahaan dengan lini bisnis
terbesar di Taiwan. Perusahaan ini merupakan produsen petrochemical
besar di Asia dan memiliki 100 perusahaan termasuk rumah sakit dan
sekolah.
Dua
orang bersaudara, Yung Ching dan Yung-Tsai Wang mendirikan kelompok
usaha ini pada 1958. Yung Ching yang merupakan tamatan sekolah dasar,
bersama saudaranya mengubah perusahaannya menjadi kelompok bisnis
terbesar di Asia. Sebanyak empat perusahaan tercatat di bursa saham
yaitu Formosa Petrochemical, Formosa Plastic, Nan Ya Plastics, dan
Formosa Chemical & Fibre.
Kedua
bersaudara ini kemudian memutuskan berhenti dari urusan bisnis pada
2006 dan menyerahkan perusahaannya kepada sebuah komite di mana anak
perempuan Yung-ching, Cher Wang, dan anak laki-laki Yung-tsai bernama
Wen Yuang Wang ikut terlibat. Wang Yung Chin wafat pada 2008 di usia 91
tahun dan diperkirakan memiliki kekayaan hingga US$5,5 miliar.
Cher
Wang yang berusia 53 tahun, tampaknya akan menjadi suksesor dari
ayahnya, Yung-ching. Lewat bisnis telepon pintar, HTC, yang memperoleh
pendapatan US$9,8 miliar pada 2010, Cher dan suaminya Wen Chi Chen
tercatat dalam daftar Forbes sebagai salah satu orang terkaya Taiwan dengan nilai kekayaan US$8,8 miliar pada tahun ini.
Negara: Singapura
Bisnis: Far East Organization, Sino Group
Perkiraan kekayaan: US$8,9 miliar
Keluarga
Ng memiliki perusahaan pengembang properti terbesar di Singapura
dengan bendera Far East Organization dan anak usaha yang berbasis di
Hong Kong, Sino Group. Kedua perusahaan ini merupakan salah satu
kelompok bisnis properti dengan pendapatan US$4,3 miliar.
Perusahaan
ini dibangun oleh Ng Teng Fong yang wafat pada 2010 dalam usia 82
tahun. Ng dikenal dengan gaya hidup sederhana, terlihat dari tempat
tinggalnya yang tetap sama selama 30 tahun. Setelah wafat, putera
tertua Ng, Robert, mengambil alih kendala Sino Group. Sementara itu,
putera termudanya, Philips, mengepalai Far East Organization.
Salah
satu karya perusahaan yang terkenal di Singapura adalah Fullerton
Hotel dan 700 properti lainnya. Kekayaan keluarga Ng ditambah dari lima
anak perusahaan yang mencatatkan saham di bursa efek.
Negara: Indonesia
Bisnis: Kelompok usaha Djarum
Perkiraan kekayaan: US$11 miliar
Keluarga
Hartono merupakan keluarga terkaya asal Indonesia dan memiliki
perusahaan produsen rokok terbesar, Djarum. Kelompok usaha ini juga
merupakan salah satu pemilik dari bank terbesar di Indonesia, Bank
Central Asia yang menjadi sumber pundi-pundi kekayaan Hartono.
Dua
orang bersaudara, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono
mewarisi kekayaan dari ayahnya bernama Oei Wie Gwan yang mendirikan
Djarum pada 1951. Setelah wafat pada 1963, kedua bersaudara ini
mengambil alih bisnis Djarum dan menginvestasikan dana cukup besar dalam
hal penelitian dan pengembangan, serta mulai mengekspor rokok sepuluh
tahun kemudian.
Produk rokok Djarum tercatat menguasai 97 persen pasar rokok Amerika Serikat pada 2009.
Anak
Robert Budi Hartono, Armand Wahyudi, kini juga dilibatkan dalam bisnis
keluarganya dengan menjadi direktur BCA sejak 2009. Dengan volatilitas
pasar yang terjadi saat ini, kekayaan keluarga Hartono dikabarkan
telah menurun 8 persen menjadi US$10,5 miliar
Negara: Korea Selatan
Bisnis: Samsung Group
Perkiraan kekayaan: US$11,6 miliar
Lee Kun Hee merupakan chairman dari
kelompok bisnis Samsung Electronics, anak usaha dari kelompok bisnis
Samsung Group yang merupakan kelompok usaha bisnis dengan anak bisnis
mencapai 70 perusahaan. Nilai dari kelompok bisnis ini ditaksir
mencapai 1/5 dari produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan.
Samsung Group didirikan ayah Lee Kun Hee, Byung Chul pada 1938. Kun Hee yang merupakan anak ketiga menjadi chairman Samsung
setelah kematian ayahnya pada 1987. Dalam menjalankan bisnisnya, Kun
Hee mengubah bisnis perusahaan menjadi pemain global di industri
teknologi. Saat ini, Samsung Electronics merupakan pembuat Chip terbesar
kedua di dunia setelah Apple.
Anggota
keluarga lain yang terlibat dalam bisnis keluarga ini adalah anak Kun
Hee, Jay Y lee yang menjadi presiden Samsung Electronics dan anak
perempuan Kun Hee, Lee Boo Jin, yang menjadi senior vice president dari kelompok bisnis hotel, Shilla Hotels and Resort.
Negara: Malaysia, Singapura
Bisnis: Kuok Group
Perkiraan kekayaan: US$16,1 miliar
Keluarga
Kuok merupakan keluarga terkaya di wilayah Asia Tenggara dan pemilik
dari jejaring bisnis dari perusahaan-perusahaan yang bergerak di
antaranya di bidang pertanian, real estate, dan jasa keuangan.
Kelompok
bisnis di Malaysia didirikan oleh tiga orang bersaudara Kuok, satu di
antaranya Robert Kuok, pada 1949. Mengawali bisnis di bidang
perdagangan pertanian, kelompok bisnis ini melebarkan sayapnya ke
Singapura pada 1952, dan membuka bisnis di Thailand, Indonesia, Hong
Kong, dan China.
Putera
Robert Kuok, Khoon Chen kini menjabar direktur eksekutif anak usaha
Kuok Group yang bergerak di bidang properti, Kerry Properties.
Sementara itu, putera termuda Robert, Khoo Ean merupakan pemimpin dari
bisnis hotel, Shangri-La Asia. Sumber kekayaan terbesar keluarga Kuok
sebenarnya berasal dari industri kelapa sawit dengan benderanya, Wilmar
International. Untuk memimpin bisnis ini, Robert menempatkan
keponakannya, Khoon Hong sebagai chairman.
Negara: India
Bisnis: Bharti Group
Perkiraan kekayaan: US$16,5 miliar
Sunil Bharti Mittal adalah pendiri bisnis Bharti Group, dan chairman dari
perusahaan Bharti Airtel yang merupakan operator telekomunikasi
terbesar di India. Perusahaan ini juga merupakan operator terbesar
kelima di dunia dengan konsumen mencapai 200 juta pelanggan.
Mittal
mendirikan bisnisnya pada 1976 pada usia 18 tahun dengan membangun
pabrik perakitan sepeda dengan dana awal sekitar US$500 berasal dari
sang ayah. Pria berusia 54 tahun itu lalu mengembangkan bisnis Bharti
Telecom, perusahaan telekomunikasi yang pertama kali memperkenalkan
perangkat telepon dengan tombol pada 1980-an, mesin fax, dan telepon
nirkabel satu dekade kemudian.
Saat
ini, perusahaan berminat untuk mengembangkan bisnis ritel, jasa
keuangan, dan manufaktur dengan cabang operasi di 18 negara. Dalam
menjalankan bisnisnya, Sunil Mittal mengajak Rakesh Mittal dan Rajan
Mital untuk mengepalai unit bisnis ritel dan pertanian. Sementara itu,
anak Mittal Kavin dan Shravin baru saja bergabung dalam bisnis keluarga
tersebut. Kevin mengepalai bisnis telekomunikasi di Jepang, Softbank,
yang mengembangkan media sosial, game, dan bisnis e-commerce.
Negara: Hong Kong
Bisnis: Sun Hung Kai Properties
Perkiraan kekayaan: US$22 miliar
Keluarga
Kwok adalah pendiri kerajaan bisnis Sun Hung Kai (SHK) Properties yang
merupakan pengembang properti terbesar dari sisi nilai pasar.
Perusahaan
ini didirikan pada 1963 oleh pebisnis China daratan Tak Seng Kwok dan
mitranya Fung King Hey serta Lee Shau Kee. SHK Properties tercatat di
Bursa Efek Hong Kong pada 1972 dan selanjutnya mulai menapak sebagai
salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar. Saat ini,
kapitalisasi pasar SHK mencapai US$34,25 miliar.
Tak
Seng wafat pada 1990 dan meninggalkan bisnisnya kepada istrinya, Kwong
Sihing dan tiga orang anaknya Raymond, Thomas, serta Walter
Kwook. Bisnis perusahaan ini terus berkembang seiring bisnis properti
China dan Hong Kong yang terus menggeliat. Bulan lalu, kerajaan bisnis
Kwok melaporkan kenaikan laba 55 persen menjadi US$2,75 miliar selama
semester I-2011. Perusahaan juga telah selesai membangun gedung
tertinggi di Hong Kong pada 2010, The International Commerce Center.
Negara: India
Bisnis: Ancelor Mittal
Perkiraan kekayaan: US$28 miliar
Lakshmi
Narayan Mittal merupakan pendiri bisnis AncelorMittal, perusahaan
penghasil baja terbesar di dunia. Mittal juga diketahui sebagai orang
kaya keenam di dunia, berdasarkan majalah Forbes.
Konglomerat
baja ini mendirikan perusahaan Mittal Steel pada 1989. Perusahaan ini
bergabung dengan Ancelor pada 2006 yang berbasis di Luxembourg. Mittal
merupakanchairman dan CEO kelompok bisnis ini dan memiliki saham
40 persen. Anggota keluarga lain yang dilibatkan adalah anaknya,
Aditya yang menjabat chief financial officer, dan anak perempuannya Vanisha yang menjadi satu dari 11 anggota direksi.
Bisnis
keluarga ini terus mendunia. AncelorMittal baru-baru ini bergabung
dengan penghasil batu bara terbesar AS, Peabody untuk membeli 60 persen
saham Macarthur Coal senilai US$5 miliar.
Negara: Hong Kong
Bisnis: Cheung Kong, PCCW, Hutchison Whampoa
Perkiraan kekayaan: US$32 miliar
Li
Ka-shing diketahui merupakan salah satu sosok pebisnis kuat di Asia.
Perusahaannya kini mencatat kapitalisasi pasar US$92 miliar di Bursa
Efek Hong Kong.
Memulai
bisnis dengan sederhana, pebisnis yang berhenti sekolah pada usia 12
tahun ini mengelana di China daratan bersama keluarganya pada 1928.
Setelah bekerja di perusahaan plastik, Ka-shing memulai bisnis
pengolahan plastik pada usia 22 tahun, yang kini bernama Cheung Kong
Industries yang merupakan salah satu perusahaan investasi real estate
terbesar.
Perusahaan
ini mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Hong Kong pada 1972 dan terus
melakukan ekspansi bisnis, mengakuisisi Hutchinson Whampoa dan Hong
Kong Electric. Ka-shing kini melakukan diversifikasi bisnis termasuk
bisnis perkapalan, telekomunikasi, sampai bioteknologi. Bisnis
perusahaannya tersebar mulai dari Inggris, Australia, dan China.
Dua
puteranya, Victor Tzar Kuoi dan Richard Tzar Kai Li kini menjalankan
bisnisnya masing-masing. Victor merupakan kepala dari Cheung Kong,
Hutchison Whampoa, dan KC Life Science. Sementara itu, Richard menjadi chairman dari perusahaan telekomunikasi PCCW.
Negara: India
Bisnis: Reliance Industries dan Reliance Group
Perkiraan kekayaan: US$37,6 miliar
Ambani
merupakan keluarga terkaya di wilayah Asia Pasifik dan pendiri
Reliance Industries yang merupakan perusahaan terbesar India dengan
nilai kapitalisasi pasar mencapai US$55,6 miliar.
Perusahaan
ini dirintis oleh Dhirubhai Hirachand Ambani pada 1996 dengan
mendirikan bisnis tekstil dan terus berkembang dengan melirik bisnis
petrochemical, komunikasi, dan pembangkit listrik. Dhirubhai memulai
bisnis sebagai pekerja hingga akhirnya menjadi hartawan di
India. Reliance Industries berubah menjadi perusahaan publik pada 1977
dan tak jarang harus menggelar pertemuan dalam sebuah stadium untuk
mengakomodasi massa yang sangat besar.
Setelah
kematian Dhirubhai pada 2002, puteranya Mukesh Ambani dan Anil Ambani
mengambil alih bisnis keluarga tersebut. Namun, perselisihan di antara
keduanya membuat kelompok bisnis ini pecah pada 2006. Saudara tertua
Mukesh Ambani mengambil alih Reliance Industries yang memiliki aset
kelompok bisnis minyak. Sementara itu, Anil menjadi chairman Reliance Group yang mengelola bisnis telekomunikasi, pembangkit listrik, dan penyedia jasa kesehatan.